Aves mempunyai tipe telur
Megalesital. Pada tipe telur ini tipe pembelahan yang terjadi adalah Meroblastik.
Tipe pembelahan Meroblastik pada Aves disebut juga tipe Partial karena
sebelum satu pembelahan selesai pembelahan tahap selanjutnya sudah
terjadi. Tipe pembelahan Meroblastik berada pada bagian kecil kutub
animal, pada Aves tepatnya berada pada germinal disc. Disebut
disc karena pembelahan yang dilakukan hanya pada bagain inti sel yang
berada pada kutub animal dan jika dilihat dari bagian sisi atas pada
saat pembelahan atau hasil Morulanya berbentuk seperti piringan (disc) atau disebut juga simetri Discoidal.
A. Morula
Gambar 5. Pembelahan 1 dan 2
Sumber: php.med.unsw.edu.au
Pembelahan pertama dengan arah meridian atau vertikal dan menghasilkan 2 sel yang simetris (Gambar 5A).
Pada pembelahan kedua terjadi pada bidang pembelahan meridian lagi dan menjadi 4 sel yang simetris (Gambar 5B).
Gambar 6. Pembelahan 3 dan 4
Sumber: php.med.unsw.edu.au
Pembelahan
ketiga terjadi 2 garis pembelahan meridian tetapi pembehalan yang
dihasilkan tidak simetris. Jumlah sel pada tahap pembelahan ke-3 ini ada
8 sel (Gambar 6C).
Pembelahan
ke-4 terjadi pada garis pembelahan equator atau horizontal dengan
kesimetrisan yang asimetris dan menjadi 16 sel (Gambar 6D).
Gambar 7. Pembelahan 5 dan Pekembangan Selanjutnya
Sumber: php.med.unsw.edu.au
Pembelahan
ke-5 terjadi pada 4 bidang pembelahan meridian atau vertikal yang
asimetris, sehingga menghasilkan 32 sel. Pembelahan selanjutnya tidak
dapat diikuti. Pembelahan selanjutnya tak teratur, ada yang melalui
bidang vertikal maupun horizontal dan ada juga yang sebelum selesai satu
pembelahan terjadi pembelahan berikutnya.
Dari pembelahan awal sampai dengan pembelahan berikut-berikutnya jika germinal disc belum membentuk celah dengan yolk, maka tahap tersebut disebut dengan tahap Morula.
Gambar 8. Morulasi Aves
Sumber: www.devbio.biology.gatech.edu
B. Blastula
Sementara sel-sel Morula mengalami pembelahan terus menerus, terbentuklah rongga ataupun celah dibawah germinal disc
yang memisahkan dengan yolk. Rongga ini makin lama, makim membesar dan
berisi cairan. Embrio yang sudah memiliki ronnga ini disebut dengan
Blastula.
Jenis
Blastula juga bermacam-macam, tergantung tipe telurnya tadi. Tipe
Blastula yang dihasilkan pada tahap akhir pembelahan Aves adalah Discoblastula.
Gambar 9. Discoblastic
Sumber: www.devbio.biology.gatech.edu
Discoblastula
atau disebut juga sebagai blastula gepeng adalah blastula bentuk
cakram. Pada Blastula aves, pembagian blastula terbagi menjadi 2 bagian
jika dilihat dari atas, yaitu area opaca dan area pelucida.
1. Area Opaca merupakan bagian tengah yang terang dan merupakan bagian dimana sel-selnya terpisah dari yolk di bawah.
2. Area
pelucida merupakan bagian pinggir yang agak gelap atau kental, dan
merupakan daerah yang sel-selnya berhubungan dengan yolk dibawah.
Ada juga pembagain daerah utama dari Discoblastula ini menjadi Epiblast dan Hypoblast. Epiblast bagian
blastomere yang terletak sebelah atas atau daerah kutub animal,
sedangkan Hipoblast merupakan bagian blastomere yang terletak disebelah
bawah atau daerah kutub vegetatif.
Epiblast
merupakan bakal dari ektoderm, mesoderm dan notochord, sedangkan
hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah ke daerah rongga
blastoceol.
Bakal
ectoderm epidermis mengisi daerah yang bakal jadi anterior embryo
lapisan epiblast. Bakal ektoderm saraf berupa sabit terletak di
poeterior ectoderm epidermis. Bakal notochord dan prechorda di posterior
ectoderm saraf, sedangkan bakal mesoderm di bagain paling bawah atau
bagian posterior lapiran epiblast. Dibawah rongga hypoblast ada rongga
disebut rongga archenteron.
Gambar 10. Epiblast dan Hypoblast
Sumber: www.expertsmind.com
Berasal dari kata gaster (lambung), karena pada tahap ini dibentuk bakal saluran pencernaan. Pada tahap ini terjadi dinaminasi daerah-daearh bakal pembentuk alat pada blastula, diatur dan dideretkan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh.
Ciri utama dari gastrulasi Aves adalah adanya daerah unsur primitif (primitive streak). Daerah ini mula-mula tampak sebagai suatu penebalan pada bagian tengah dari area pelucida bagian posterior yang disebabkan karena adanya migrasi sel-sel dari daerah posteriolateral ke bagian tengah area pelucida.
Bagian penebalan menyempit, bergerak ke anterior dan mengerut membentuk
suatu parit yang disebut daerah unsur primitif. Lekukannya disebut
lekukan primitif dan berperan sebagai blastoporus. Pada ujung anterior terjadi penebalan disebut nodus Hensen (Hensen node).
Bagian tengah nodus Hensen berbentuk sebagai suatu sumur dan melalui
tepinya akan dilalui oleh sel-sel yang masuk ke rongga blastula.
Gambar 11. Tahapan Gastrulasi
Gastrulasi
pada Aves dilaksanakan oleh sel-sel yang bergerak secara
sendiri-sendiri serta terkoordinasi, dari luar masuk ke dalam embrio,
bukan melalui gerakan sel bersama dalam bentuk suatu lempengan.
Gastrulasi pada Aves tidak membentuk archentron sejati. Setelah endoderm dibentuk, yang menjadi archentron
adalah rongga subgerminal yang bagian atasnya dibatasi oleh endoderm,
sedang dasarnya adalah yolk. Sel-sel yang pertama bermigrasi melalui
daerah unsur primitif adalah sel yang akan menjadi endoderm. Sel-sel ini
bergerak ke anterior, bergabung dengan hipoblas dan akhirnya
menggantikan hipoblast pada bagian anterior dari embrio. Sel berikutnya
yang masuk melalui nodus Hensen juga bergerak ke anterior, tetapi tidak
bergerak sejauh bakal endoderm. Sel-sel ini tetap berada di antara
epiblast dan endoderm untuk membentuk mesoderm kepala dan notochord.
Sel-sel yang masuk ini semua bergerak ke anterior, mendorong epiblast
bagian tengah ke atas sehingga akhirnya terbentuk lipatan kepala.
Sementara itu, makin banyak sel-sel bermigrasi masuk melalui daerah unsur primitif yang setelah masuk kedalam rongga blastula mereka memisahkan diri menjadi dua arah, satu masuk lebih dalam dan bergabung dengan hipoblast serta mendorong hipoblast ke tepi. Sel-sel ini akan membentuk semua organ-organ endodermal dan sebagian besar selaput ekstra-embrio. Kelompok kedua menyebar membentuk suatu lembaran yang terbentang diantara epiblast dan hipoblas. Lembaran ini yang membentuk bagian mesoderm dari embrio dan selaput ekstra-embrio.
Sementara itu, makin banyak sel-sel bermigrasi masuk melalui daerah unsur primitif yang setelah masuk kedalam rongga blastula mereka memisahkan diri menjadi dua arah, satu masuk lebih dalam dan bergabung dengan hipoblast serta mendorong hipoblast ke tepi. Sel-sel ini akan membentuk semua organ-organ endodermal dan sebagian besar selaput ekstra-embrio. Kelompok kedua menyebar membentuk suatu lembaran yang terbentang diantara epiblast dan hipoblas. Lembaran ini yang membentuk bagian mesoderm dari embrio dan selaput ekstra-embrio.
Sementara
pembentuknan mesoderm berlangsung, daerah unsur primitif mulai memendek
sehingga nodus Hensen berpindah letak dari di tengah area pelusida
menjadi berada di bagian posterior. Dengan perkataan lain, nodus Hensen
bergerak ke posterior dan notokord posterior terbentuk. Akhirnya nodus
bergeser mencapai posisinya yang paling posterior dan membentuk daerah
anal. Pada tahap ini epiblast seluruhnya terdiri atas bakal sel-sel
ektoderm yang berepiboli hingga mengelilingi yolk. Gastrulasi telah
selesai dengan dibentuknya eksoderm, digantinya hipoblas dengan endoderm
dan terletaknya mesoderm di antara kedua lapisan ini. Berikut gambaran
singkat mengenai gastrulasi Aves.
Sumber: Sudarwati, S. 1990. Struktur dan Perkembangan Hewan. ITB: Bandung.
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embryologi. Tarsito: Bandung.
Maaf pada penjelasan area opaca dan pelusidanya terbalik
ReplyDelete